TPST Sumur Batu, Bantar Gebang, yang menjadi lokasi pembuangan sampah terbesar bagi DKI Jakarta, kini berada pada tahap kritis. Tumpukan sampah disebut sudah setara gedung bertingkat, dengan volume yang terus meningkat setiap hari. Media memberitakan bahwa gunungan sampah ini telah menjadi ancaman lingkungan dan kesehatan warga Bekasi dan Jakarta
Tidak hanya mencemari tanah dan air, warga yang tinggal hingga beberapa kilometer dari lokasi melaporkan bahwa bau sampah semakin menyengat terutama saat hujan. Udara lembap pada saat hujan membuat gas metana dan uap lindi (cairan limbah dari sampah) terangkat ke permukaan dan terbawa angin ke permukiman. Di beberapa titik perbatasan Bekasi—Jakarta, bau busuk bisa tercium sangat kuat, bahkan meski jaraknya jauh dari area TPST.
Situasi ini disebut semakin mengkhawatirkan setelah sejumlah penelitian menemukan mikroplastik beterbangan di udara Jakarta. Partikel kecil tak kasat mata itu berasal dari sampah plastik yang terurai menjadi serbuk halus akibat paparan panas dan tekanan tumpukan. Ketika sampah menggunung dan mengering, partikel tersebut bisa terangkat oleh angin dan terhirup oleh warga, meningkatkan risiko gangguan pernapasan.
dan ini menjadi perhatian serius bagi prabowo untuk menuntaskan masalah ini , karna masalah sampah ini akan menjadi malapetaka kedepannya , prabowo baru saja membuat aturan baru yang mungkin akan segera di laksanakan namun kembali , butuh beberapa waktu , karna begitu banyaknya pr di indonesia ini
Menurut laporan, pemerintah pusat telah memerintahkan agar gunungan sampah di Bantar Gebang mulai dipangkas melalui teknologi pengolahan dan landfill mining.
Selain itu, muncul inisiatif pengolahan sampah menjadi energi (RDF/PLTSa) sebagai bagian dari strategi jangka panjang.
Namun, meskipun ada intervensi pemerintah, akar masalah tetap ada di hulu: produksi sampah yang terus meningkat serta kebiasaan masyarakat yang belum memilah sampah sejak dari rumah.
Masalah ini bukan hanya soal gunungan sampah, tetapi soal udara yang kita hirup setiap hari.
Ketika mikroplastik sudah masuk ke udara dan terhirup warga, sampah tidak lagi berada di tanah tapi di paru-paru manusia.
Baca Juga Artikel : Toko Bunga Bantar Gebang
🔍 Fakta penting:
-
Bantar Gebang menerima 6.500–7.000 ton sampah per hari dari Jakarta.
-
Pemerintah menyebut lokasi tersebut sudah mendekati kapasitas maksimum.
-
Ada instruksi resmi untuk mulai mengurangi “gunungan sampah” melalui aturan Presiden.


Comments